PRAHARA BANGKAI NEGERI PARA DEWA YANG CACAT
BUNTUNG! BISU! TULI! BUTA! TIDAK WARAS! MATIII!!
Buntungggggg,
karena tidak mengulurkan tangan,
tidak
maju selangkahpun untuk menghampiri rakyat di saat mereka tercekik kelaparan
karena harga pangan terlalu mahal
BISU!! IYA KAN PAK, BU?
Karena
jarang, atau bahkan tidak pernah menyuarakan kebenaran.
Menyebut
“TOLOL DAN BRENGSEK” pada rakyat yang katanya mereka cintai di setiap
pidatonya.
CONGEK
YA PAK, BU? MAKANYA JADI TULIIIII!!
Berapa
ratus ribu tangisan rakyat yang kalian dengar? hingga mengakibatkan KUPINGMU
itu berdenging dan tidak berguna lagi.
BUTAAA!!!!
atau
memang menutup mata?
Kita
bukan sedang bermain si buta dari gua hantu bapak-ibu pejabat negara
Lihat
rakyatmu dengan lensa hatimu pak! Bu!
TIDAK
WARAS! Tidak ada kewarasan dalam jiwa para pejabat negara
yang dengan sadar atau malah menyusun rencana berbuat bengis pada rakyatnya.
INNALILLAHI
WAINNA ILAIHI ROJI’UN
Telah
MATIII!! Supremasi hukum di Negara tercinta kita ini.
Telah
membusuk akal pikiran yang mengabaikan hiruk pikuk kehidupan bumiputera
Telah
mati hati nurani para pejabat negara
Rasanya
menerobos barikade bertuliskan “POLISI” bukan lagi lawan yang sepadan
dengan rakyat.
Malam
itu, laju kencang kereta kematian BRIMOB
menerobos lautan manusia.
Bukan
perang Baratayuda
Affan
Kurniawan berpulang tepat di bawah ban barracuda milik negara
Saatnya
mendesak lebih memelas lagi
Kepada
Tuhan, sekali lagi pada TUHAN, bukan pada para pejabat yang arogan.
Yaa
Allah, janganlah Engkau kuasakan atas kami, pemimpin yang tidak takut
kepada-Mu, yang tidak mempunyai belas kasih dan empati kepada kami, sebagai
rakyat INDONESIA
Robbij’al
Haadzaa Baladan Aaminaa, Yaa Allah
Robbij’al
Haadzaa Baladan Aaminaa, Yaa Allah
Robbij’al
Haadzaa Baladan Aaminaa, Yaa Allah
Penulis: Anjun Nuraini
Editor: Fufut Shokhibul Burhan